Determinasi Faktor Lingkungan Mikro Terhadap Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru di Kota Dumai: Studi cross-sectional

Surya Hajar Fitria Dana, Susanti Dwi Ariani, Syaiful Ramadhan Harahap

Abstract


Mycobacterium tuberculosis is the second leading cause of death worldwide, after COVID-19. This study investigated the prevalence and microenvironmental determinants of pulmonary TB in Dumai City, focusing on the urban areas. Using a cross-sectional approach in three areas with high, medium, and low rates of pulmonary TB, this study identified the ventilation, lighting, humidity, floor and wall material type, and occupancy density variables that influence pulmonary TB transmission. The results showed that inadequate microenvironmental conditions significantly contributed to the spread of pulmonary TB. Effective management of these microenvironmental risk factors is essential as a basis for public health interventions to reduce the TB prevalence in Dumai City.

Keywords


Pulmonary tuberculosis; microenvironmental; cross-sectional; Dumai

Full Text:

PDF

References


Afrina, Y. (2023). Faktor lingkungan dengan kejadian Tuberkulosis Paru: Literature review. Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 15(1): 13–21.

Azhar, K., & Perwitasari, D. (2014). Kondisi fisik rumah dan perilaku dengan prevalensi TB paru di Propinsi Dki Jakarta, Banten dan Sulawesi Utara. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 23(4): 172–181.

Darwel, D. (2012). Analisis faktor risiko kejadian tuberkulosis paru di Sumatera Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2(1): 167–176.

Dewi, E. F., Suhartono, S., & Adi, M. S. (2015). Hubungan faktor lingkungan rumah dengan kejadian TB paru di Kota Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(2), 149–159.

Dinas Kesehatan Kota Dumai. (2021). Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2021. Dinas Kesehatan Kota Dumai. Dumai.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2022). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2022. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Pekanbaru.

Endarti, A. T., Suraya, I., Muttaqien, M., & Rachman, A. U. (2018). Situasi Tuberkulosis di Empat Kabupaten Kota di Pulau Sumatera dan Banten. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 14(2): 108–118.

Fahreza, E. U., Waluyo, H., & Novitasari, A. (2012). Hubungan antara kualitas fisik rumah dan kejadian Tuberkulosis Paru dengan basil tahan asam positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 1(1).

FD, S. H., Siregar, Y. I., Afandi, D., & Nofrizal, N. (2023). Determinant factors that contribute to the increasing tuberculosis prevalence in Rokan Hilir, Indonesia. Caspian Journal of Environmental Sciences, 21(1): 13–34.

Febriyanti, A., Laila, I., & Azzahra, R. (2024). Analisis Faktor-Faktor Risiko Penularan Tuberkulosis di Indonesia. Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2).

Indriyani, N., Istiqomah, N., & Anwar, M. C. (2016). Hubungan tingkat kelembaban rumah tinggal dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Unnes Journal of Public Health, 5(3): 214–220.

Jannah, R. Z., Azizah, R., Jalaludin, J. B., Sulistyorini, L., & Lestari, K. S. (2023). Meta-Analysis Study: Environmental Risk Factors of Tuberculosis (TB). Jurnal Kesehatan Lingkungan, 15(2).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1077/Menkes/PER/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pertemuan monitoring dan evaluasi program tuberkulosis tahun 2023. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://tbindonesia.or.id/pustaka_tbc/pertemuan-monitoring-dan-evaluasi-program-tuberkulosis-tahun-2023/, accessed on Jan. 2, 2024.

Kenedyanti, E., & Sulistyorini, L. (2017). Analysis of mycobacterium tuberculosis and physical condition of the house with incidence pulmonary tuberculosis. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2): 152–162.

Laferani, Y., Makful, M. R., & Soviadi, N. V. (2023). Spatial analysis of pediatric pulmonary tuberculosis cases aged 0-14 years in West Java Province. BKM Public Health and Community Medicine, 39(02): e6659–e6659.

Mahawati, E., Surjati, E., Saputra, M. K. F., Sudasman, F. H., & Pertiwi, I. (2023). Hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian Tuberkulosis Paru. The Indonesian Journal of Infectious Diseases, 9(1): 1–12.

Maziyya, A. A. (2023). Pola Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Provinsi Jawa Timur: Analisis Spasial dan Determinannya. Penerbit NEM. Pekalongan.

Muslimah, D. D. L. (2019). Keadaan lingkungan fisik dan dampaknya pada keberadaan Mycobacterium tuberculosis: Studi di wilayah kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(1): 26–34.

Nafsi, A. Y., & Rahayu, S. R. (2020). Analisis spasial tuberkulosis paru ditinjau dari faktor demografi dan tingkat kesejahteraan keluarga di wilayah pesisir. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1): 72–82.

Narasimhan, P., Wood, J., MacIntyre, C. R., & Mathai, D. (2013). Risk factors for Tuberculosis. Pulmonary Medicine, 2013, 1–11.

Nasution, Z., & Tambunan, S. J. L. L. (2020). Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada penderita Tb Paru di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jurnal Darma Agung Husada, 7(2): 64–70.

Nurany, H., Raharjo, M., & Adi, M. S. (2022). Environmental quality factors with the incidence of pulmonary tuberculosis: A literature review. Jurnal Serambi Engineering, 7(3): 3285–3292.

Nurjana, M. A. (2015). Faktor risiko terjadinya Tuberculosis Paru usia produktif (15-49 tahun) di Indonesia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 25(3): 20736.

Pertiwi, R. N. (2012). Hubungan antara karakteristik individu, praktik hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian tuberculosis di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2): 18811.

Putri, A. M., Thohari, I., & Sari, E. (2022). Kondisi fisik rumah (jenis dinding, jenis lantai, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, suhu, dan kepadatan hunian) mempengaruhi kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Krian Sidoarjo tahun 2021. Gema Lingkungan Kesehatan, 20(1): 22–28.

Riduwan, Sunarto, & Akdon. (2014). Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Ritohardoyo, S., & Sadali, M. I. (2017). Kesesuaian keberadaan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terhadap tata ruang wilayah di Kota Yogyakarta. Tata Loka, 19(4): 291–305.

Rizki, I. L. M. Z. (2024). Literature review: Faktor risiko lingkungan kejadian tuberkulosis. Journal of Public Health Innovation, 4(02): 476–483.

Septidwina, M., Rawalillah, H., Rosalina, S., & Murni, N. S. (2022). Analisis Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Betung Kabupaten OKU Timur Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Mahardika, 9(2): 52–58.

Suma, J., Age, S. P., & Ali, I. H. (2021). Faktor determinan lingkungan fisik rumah terhadap kejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Kabila. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 12(4): 483–488.

Susanti, E. W. (2016). Hubungan kondisi fisik lingkungan rumah dengan penyakit TB paru BTA Positif di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda. Kesmas Uwigama, 1(3): 121–131.

Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan [Edisi Revisi]: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian untuk Mahasiswa Keparawatan, Kebidanan, dan Profesi Bidang Kesehatan Lainnya. Penerbit Andi. Yogyakarta.

WHO. (2023). Global tuberculosis report 2023. World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/9789240083851, accessed on Jan. 2, 2024.

Wulandari, S. (2012). Hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru. Unnes Journal of Public Health, 1(1).




DOI: https://doi.org/10.52364/sehati.v4i1.54

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Pelantar Press

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.